Maryam Muthmainnah Birth Story ( Gpp kog melahirkan caesar )

Bismillah, diakhir tahun 2020 ini mulai menulis lagi.

Ingin mengenang putri kecil kami lahir. Namanya Maryam Muthmainnah.

Maryam lahir maju seminggu dari prediksi. Saat itu, 01 februari 2018 air ketuban rembes. Memang sudah masuk bulannya. Tapi saya tidak sedikit pun merasakan kontraksi. Beberapa hari sebelumnya air ketuban juga sudah rembes. Tapi saya rehidrasi terus dengan banyak minum air. Sampai pada akhirnya, siang 01 februari 2018, minta tolong sama suami untuk dianter cek kedokter. 


Setelah melalui serangkaian kesiapan berkas, karena kami pakai BPJS,. Ketemu sama dokter hehhehe, saya lupa nama dokternya. Disalah satu rumah sakit swasta di Medan saya diperiksa. Dokter meminta saya untuk bedrest. Tapi jujur saya tidak mnegerti bagaimana bedrest itu, ditambah lagi saya tidak bertanya kepada dokter. Sorenya, saya masih menyuci pakaian saya dan suami. Suami sudah melarang tapi saya mungkin agak batu hihi. Ditambah saya minta jalan jalan ke baby shop, karena ada perlengkapan bayi yang belum saya lengkapi.


Malam dilanjutkan dengan istirahat. Waktu menunjukkan pukul 01 dini hari. Saya beranjak dari tempat tidur. Tapi ada sensasi mengalir di jalan lahir. Dan..... tempat tidur basah.

Saya bangunkan mamak. Jujur belum berani bangunkan suami. Takut beliau panik. Mamak meminta saya untuk menelpon bidan yang dituju untuk melahirkan. Nyatanya bidan itu tidak siaga. Sayang sekali. Bolak balik saya hubungi. Akhirnya saya bangunkan suami. Beliau bangun dan berkemas. Dengan motor yang ada dirumah, kami pergi berdua kerumah sakit. Saya masuk ruang IGD, dicek segala kesehatan seperti tensi dan lainnya. Setengah jam kemudian saya dibawa ke ruang bersalin.


Diruang bersalin, saya tidak diijinkan bergerak dan dipasang infus oksigen. Saya minta diberi obat pacu kontraksi. Tapi bidan menolak dengan alasan kalau saya tidak kuat, tidak ada dokter dijam tersebut. Akhirnya saya dan suami bersabar menunngu sampai shubuh menjelang dan pagi pun datang. Jam 8 lewat baru ketemu dokter. Saya di USG. Menurut dokter, memang air ketuban itu tinggal sedikit. Saya meminta dokter untuk memberi obat pacu kontraksi. Tapi lagi lagi dokter tidak mengijinkan dengan alasan akan diobservasi dulu. Maka menunggu lagi....


Jam 10, iya saya ingat. Jam 10 dokter datang lagi dan memberi keterangan bahwa saya akan diberi obat pacu kontraksi dari infus. Alhamdulillah, dalam hati. Tapi setelah menunggu 2 jam, pembukaan yang terjadi hanya bukaan 1. Sampai pada akhirnya sholat jumat selesai. Dan dokter memvonis saya harus di caesar. Sedih? Pasti. Dari saya yang terlalu pede akan diberi kesempatan normal. Tapi demi kebaikan bayi dan kebaikan saya juga, suami menguatkan bahwa tidak mengapa.


Maka bersiap ke meja operasi. Saya melihat raut aneh diwajah suami. Saya tidak mengerti apa yang dirasakannya. Tapi itu kali pertama melihat wajah cemas mungkin lebih khawatir. Suami pasti tidak bisa menemani.


Sampai di meja operasi. Saya dipasang alat persiapan. Dan mungkin yang amat dan paling diingatkan bagaimana jarum suntik menembus tulang belakang untuk keperluan anastesi. Rasanya, UWOW Masya Allah hihi. Meja operasi berjalan baik. Tapi tidak dengan mereka bekerja mendampingi, saya tahu kesehatan saya nomor satu untuk mereka. Kala itu saya meneteskan air mata, ketika mencium bayi merah yang saya lahirkan. Tapi pendamping meja operasi sungguh tak ramah huhuhu. 


Alhamdulillah meja operasi berjalan lancar, bayi merah dimasukkan keruang bayi. Iya saya tidak melakukan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini ). Karena rumah sakit sepertinya tidak mendukung program itu untuk bayi yang lahir caesar. Jumat sore yang membahagiakan dan melegakan. Putri kecil kami telah lahir. Welcome Maryam Muthmainnah.


Sabtu pagi, putri kecil kami diantar keruangan rawat inap. Saya melihat matanya agak sedikit gembung dan memerah. Benar saja, sorenya dapat kabar bahwa Maryam alergi susu sapi. Maka suami sore itu juga mencari susu anti alergi (saat itu Morinaga PHP). 

Alhamdulillah bini'matillah. Pulang dari rumah sakit saya sudah bisa berjalan. Belajar berjalan setelah hilang efekk bius. Memang luar biasa, samapi mneteskan air mata. Saya ingat betul gimana rasanya.

Maryam ASI? Saya mengupayakan itu sedari ia dikandungan. Sewaktu dirumah sakit, sewaktu ia ketemu saya, saya susui ia. Masih sama sama belajar. Gimana pelekatan yang baik, gimana agar saya dan Maryam nyaman dalam proses menyusui.


Oh iya, saya termasuk yang cepat dalam recover setelah operasi caesar. Tentu berkat tangan ibu dan ibu mertua saya dalam memasak makanan yang mempercepat dalam proses pemulihan bekas luka operasi. Ikan gabus memiliki kandungan protein baik untuk mneyembuhkan bekas luka. Dan agar bekas operasi tidak menghitam dan kotor, setelah mandi pijit halus dengan kapas yang telah dibaluri baby oil. Agar bekas operasi juga kuat.


Alhamdulillah, Maryam sekarang sudah 2 tahun. Apa yang saya lewati bersama Maryam adalah proses yang panjang untuk saya dan Maryam. Doakan saya jadi ibu yang baik untuk Maryam dan adiknya. Tidak mengapa melahirkan caesar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kakak kalau buka kacamata kayak anak SMA

Catatan Perjalanan Kerja

Ketika Rindu Hanya Milikku