Ketika Rindu Hanya Milikku

Sedikit egois memang. Pengekspresian rindu yang berbeda membuat aku merasakan itu. Bukan aku menuduh, tapi itu yang kurasa. Tak perlu berkilah mari kita nikmati bersama. Rasa rindu yang memuncak dari waktu ke waktu, rasa khawatir yang ada karena tak ada kabar darimu, rasa curiga ketika hal – hal yang tak biasa terjadi, tapi ada kali ini.

----------

Senyum kecilku menyeruak tiap kali ku ingat tentang hal – hal kecil yang kita lakukan bersama. Berbicara sendiri agar aku tenang, langkah itu kupilih. Aneh memang tapi itulah aku. Sebut aku mantan pacarmu, bukan! Lebih dari sekedar itu sekarang engkau lelaki terbaikku.

----------

Jujur terkadang aku bosan. Jika setiap kali hanya aku, dan aku. Tapi aku tahu sebenarnya tidak begitu. Engkau percaya bahwa aku mampu sendiri dulu. Mampu bahwa kita bisa, kita bisa untuk komitmen yang kita buat bersama.

-----------

Baiklah mantan teman, mantan kawan, ahh mungkin mantan kenalan. Kita memang berawal dari tatap, indah senyummu awalnya tak pernah memikat. Sekarang bukan hanya sekedar senyum, bahkan suara tawa itu aku rindu. Aku hanya berharap menit secepat detik, jam secepat menit, hari secepat jam, intinya semua cepat berlalu. Karena aku rindu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kakak kalau buka kacamata kayak anak SMA

Catatan Perjalanan Kerja